"Pengarang berkontemplasi dengan huruf, kata, kalimat dan paragraf?, tulisan Tubagus mengenai hal ini benar dan sulit mengkomposisikan kata sesulit mengkomposisikan warna, bentuk dan tekstur ditambah cahaya lagi pada dunia fotografi. Tubagus ingin tetap berpendapat bahwa pengajaran komposisi 1/3 bagian dengan segala hukum fotografi itu wajib diterapkan tergantung situasi dan kondisi. Sebenarnya ilustrasi ini akan menjelaskan keberatan saya atas aplikasi hukum dan segala aturan ?dogma?
fotografi.Seorang guru gambar SD memberi contoh gambar pemandangan dengan dua gunung dan satu matahari di tengah. Juga kemudian ?memaksakan? murid-murid SD tersebut dengan ?teknik gambar orang dewasa? seperti warna biru pada langit, warna coklat pada pohon, warna hijau pada daun dsb. Kalau anak SD tersebut mempunyai imajinasi sendiri yang menggambarkan wajah berwarna ungu, rumbut berwarna jingga, dan proporsi yang nyeleneh. Langsung ditegur oleh guru dogmatik tersebut. Kejadian seperti ini banyak terjadi dan masih sampai saat ini. Hasilnya setelah mahasiswa mereka di tes gambar, dan mereka masih menggambar dengan dua gunung dan satu matahari?betapa miskin kreatifitas para mahasiswa yang non seni rupa terutama.Ternyata setelah diadakan penelitian, anak-anak itu adalah jenius menggambar yang hilang kejeniusannya setelah dewasa ujar Picasso. Para ahli pendidikan visual anak banyak berpendapat ?tidak boleh mengajar teknik 


menggambar orang dewasa kepada anak-anak di bawah usia 12 th?, hal tersebut akan merusak kreatifitas anak tersebut. Salah satu cara adalah membuat anak tersebut mengingat pengalaman jalan-jalan, ke kebun binatang, apa yang mereka tonton, kegiatan apa yang mereka lakukan dan kemudian menceritakan dalam bentuk gambar dan sebebas-bebasnya. Boleh warna ungu pada wajah, boleh warna merah pada rumput dsb. Teknik ini sering disebut visualisasi yang tentunya pengarang seperti Tubagus dll apalagi fotografer perlu tahu visualisasi. Anak kecil dianggap jenius dan spontan dalam menggambar, kalau dia lagi benci kakaknya maka kakaknya digambar dengan gigi yang besar dan ekspresi lagi marah. Affandi dan Picasso sekalipun tidak punya ekspresi sebebas dan sespontan anak-anak kecil.
4 komentar:
mak telix kamu ngarang cerita link ngen blog ku yo http://komputernatan.blogspot.com/
tukar link ok
TAEK
ANCUK
Loe Sarap YA
Posting Komentar